Refleksi Marketing Politik Dalam Politik Lokal di Indonesia

"Refleksi Marketing Politik Dalam Politik Lokal di Indonesia"
A. Implementasi marketing politik dalam politik local di indonesia
Desentralisasi menuntut setiap daerah agar mampu mengurus daerahnya terlebih dalam menggali potensi yang ada dan mampu memberi solusi pada setiap masalah yang ada. Oleh karenanya, masyarakat harus pandai dalam memilih calon kepala daerah untuk 5 tahun ke depan melalui pemilukada.
Sebelum pelaksanaan pemilukada, para kandidat biasanya berlomba-lomba membangun brand dengan cara melakukan kampanye di segala segmen guna menarik simpati rakyat agar mendapat dukungan. Era globalisasi dan kemajuan teknologi  mengubah pola fikir masyarakat menjadi lebih rasional, mereka akan memilih pemimpin yang sekiranya mampu mengatasi persoalan-persoalan yang kompleks di daerahnya.
Kampanye merupakan proses marketing politik yang merupakan konsep permanen yang harus dilakukan oleh sebuah partai politik, politikus atau kontestan dalam membangun kepercayaan citra publik (Butler dan Collins).
Dengan kampanye, calon kandidat akan lebih mudah mendapat dukungan masyarakat. Namun, dalam kampanye, masyarakat harus mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan lawan agar dapat memanfaatkannya. Selain itu kandidat pun harus mampu masuk ke segala segmen pemilih, jangan hanya focus pada satu segmen.
Melihat praktek marketing di ranah local menurut saya seiring perkembangan zaman, proses marketing politik semakin baik, terlebih saat ini kemajuan teknologi dapat memberikan kemudahan untuk para kandidat meningkatkan elektabilitasnya, karena pada kenyataannya hampir semua pemilih di Indonesia menggunakan media sosial. Contohnya pada pilkada DKI Jakarta pasangan calon nomor urut 3 yakni Anis-Sandi. Anis merupakan sosok yang sudah memiliki elektabilitas tinggi di ranah politik, lain halnya dengan Sandiaga Uno yang memiliki background pengusaha. Kendati demikian, Sandiaga mampu menghipnotis masyarakat Jakarta bahwa paslon Anis-Sandi dengan background yang berbeda merupakan calon kepala daerah dan wakil daerah yang dibutuhkan oleh Jakarta.
Berbagai bentuk strategi pemasaran politik di setiap daerah pasti memiliki tujuan yang sama yakni meraup suara sebanyak-banyaknya, kendati demikian tidak sedikit calon kandidat yang kalah akibat salah dalam menerapkan strategi marketing politik dikarenakan kurang bisa memanfaatkan kelemahan yang dimiliki lawan dan tidak bisa masuk di segala segmen pemilih.
B. Pengaruh patron client dan money politik 
Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam karakteristik pemilih, daerah yang maju akan berbeda dengan daerah yang tertinggal, oleh karenanya pengaruh patron client dan money politik di Indonesia tergantung pada karakteristik pemilihh.
Contoh kongkrit adalah pilkada di Jakarta dimana pemilih di Jakarta termasuk ke dalam kelompok pemilih yang terbuka dan rasional, mereka akan memilih calon berdasarkan kapasitas calon dan memilih pemimpin yang dibutuhkan oleh Jakarta. Dewasa ini hampir semua masyarakat dapat mengakses internet sehingga bisa dengan mudah mengetahui kualitas calon gubernur. Kehidupan yang demokratis dan pendidikan yang baik serta di tunjang kemampuan akses ke media social membuat para pemilih cenderung paham dan mengikuti situasi politik yang berkembang.
Berkaca dari karakteristik pemilih Jakarta, penulis melihat bahwa Patron client dan money politik di Jakarta tidak berpengaruh secara signifikan dalam proses pilkada dikarenakan Jakarta merupakan daerah yang maju, sehingga mereka akan memilih pemimpin yang dapat menyelesaikan berbagai problematika yang ada.
Kemajuan Jakarta dengan karakteristk pemilih yang terbuka dan rasional akan berbeda dengan daerah yang masih tertinggal yang ada di Indonesia, biasanya patron client dan money politik sangat berpengaruh secara signifikan dalam proses pilkada di daerah yang kurang maju, dikarenakan pendidikan masyarakat rendah, pengetahuan politik masyarakat kurang dan pendapatan pun minim. Sehingga masyarakat akan mudah tergoda dengan uang dan biasanya pengaruh factor patron client sangat kuat.
C. Peran dunia digital dalam marketing politik
Dunia digital saat ini bukan hanya untuk mengikuti zaman tapi juga dapat digunakan untuk membangun brand yang dapat dijadikan alat dalam meningkatkan elektabilitas kandidat. Media sosial mampu masuk ke segala lini segmen pemilih, karna nyatanya mayoritas pemilih di Indonesia aktif menggunakan internet. Hal ini yang dimanfaatkan oleh para calon untuk meraup dukungan. Media sosial juga dapat dijadikan sarana komunikasai baik secara live atau tidak antara masyarakat dengan calon pemimpin sehingga masyarakat lebih mudah menyalurkan aspirasinya.
Teknologi dan media memberikan pengaruh kuat terhadap proses marketing politik, media sosial tidak hanya dapat dijadikan sebagai sarana untuk melawan tapi juga dapat menjadi bomerang.  Contoh kongkrit media sosial berkontribusi kuat adalah dalam isu politik identitas pada setiap pilkada di Indonesia, seperti yang terjadi di Jakarta dan Banten.
Peran media sosial sangat mempengaruhi jumlah pendukung Ahok-Jarot pada pilgub DKI, yang sebelumnya survey membuktikan bahwa ahok-jarot yang memiliki banyak pendukung akan unggul melawan paslon Anis-Sandi, namun media selalu menggembar-gemborkan isu SARA dan membuat elektabilitas Ahok-Jarot menurun. Tak hanya itu, di Banten pun tak jauh berbeda dengan Jakarta, karena isu politik identitas ada pada pasangan calon Rano-Embay dimana partai pengusung calon ini di duga berkedok PKI (Partai Komunis Indonesia) sedangkan Banten merupakan daerah religious yang akan menolak adanya PKI. Hal inilah yang mampu merasuki hati dan fikiran masyarakat sehingga sangat mempengaruhi prilaku pemilih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

About Me